Anak bagaikan buku ...mereka juga perlu di baca .... Yuni merupakan satu murid yang belum bisa membaca, ia selalu berpakaian amat lusuh, dengan penampilan paling kumuh. Ia jarang tersenyum dan bercakap dengan teman-temannya. Menurut Bu guru Titi, latar belakang kehidupan Yuni sangat menyedihkan. Ia merupakan anak yatim piatu yang diangkat anak oleh keluarga yang miskin.
Hubungan emosi antara Bu guru Titi dengan Yuni terjalin manis. Pendekatan yang patut dengan sapaan, belaian dilakukan setiap hari. Bentuk-bentuk hubungan seperti itu membuat Yuni "mempercayai" gurunya. Pernah suatu ketika, saat ada tugas yang Yuni tidak bisa lakukan ia menyampaikannya dengan tersenyum. "Bu Titi, saya belum bisa baca ....., tapi saya bisa menyapu dan membersihkan kelas ...."
Negosiasi dan pendekatan bu guru Titi merupakan kesuksesan seorang guru untuk menumbuhkan percaya diri pada murid-muridnya. Diamnya Yuni dapat luluh ditangan seorang bu guru ....... Yang paling mengesankan adalah saat Yuni diberi tugas membawa uang kertas dan uang logam sebagai alat peraga. Yuni berani menolak, "Bu Titi, saya orang miskin, saya tidak bisa membawa itu ...."
Bu Titi mengerti, dan belajar peka untuk mengenali semua kondisi anak didiknya. Ia tahu bahwa kantung-kantung kosong tidak akan mampu berdiri tegak. Untuk itu ia mencoba mengisinya, memberi kenangan berharga kepada murid-muridnya. Memberikan perlakuan istimewa kepada semua murid dengan senyum, sabar, cinta dan kasih .....
Itulah pendidikan sejati ...mendidik semua anak menjadi baik dan cerdas ...It's great to be great, but it's greater to be human ........
Mengapa anak membutuhkan perlindungan ? Mengapa begitu gencar upaya pemerintah dalam mensosialisasikan UUPA ??
Kekhasan anak, potensi dan kerentanannya, ketergantungannya kepada orang dewasa, membuat mereka lebih banyak memerlukan perlindungan dari kekerasan, bukan sebaliknya. Tidak boleh ada kompromi dalam menentang kekerasan terhadap anak, upaya mengakhiri pembenaran kekerasan terhadap anak, menjadikan anak adalah korban, diabaikan, sementara si pelaku kekerasan yang lebih banyak adalah orang dewasa justru makin dilindungi, ditutup-tutupi dan dibela dengan sedemikian gencar, hanya untuk membuktikan bahwa ia/seseorang tersebut tidak melakukan tindak kekerasan apapun. Tidak ada satupun tindakan yang dilakukan untuk menjunjung tinggi kepentingan si anak.
Betapa menyedihkan jika kejadian tersebut terjadi di sebuah lembaga institusi pendidikan dasar, upaya pembelaan yang begitu besarnya dilakukan demi menyelamatkan guru tanpa mempertimbangkan kepentingan terbaik anak. Pengabaian dan pembiaran yang dilakukan oleh pihak institusi tersebut serta tidak adanya pemahaman mengenai hak-hak anak dan upaya penyelenggaraan perlindungan terhadap anak, serta upaya penyelesaian yang tak jelas, makin membuat keprihatinan kita bersama. Sementara Dinas-dinas terkait dengan pendidikan dasar anak sudah mendukung upaya pemerintah, negara dalam melaksanakan dan mensosialisasikan perlindungan anak, dengan berbagai macam kegiatan dan program-program perlindungan anak, bekerjasama dengan lembaga internasional dan nasional, namun ternyata di tempat tersebut justru memutus peran masyarakat dalam menegakkan perlindungan atas kekerasan yang terjadi dalam lingkungan pendidikan tersebut. Terlalu berani bertindak demikian sebenarnya, yang menunjukkan rendahnya tingkat pemahaman perlindungan anak, mungkin disebabkan kurangnya pemahaman terhadap program-program perlindungan anak.
Anak-anak makin tak terlindungi .....
Kekerasan terhadap anak bersifat multidimensional dan menuntut respons yang bersifat menyeluruh. Studi-studi yang digunakan untuk menyebarkan pemahaman mengenai hak-hak dan perlindungan anak, yang mengkombinasikan perspektif hak-hak asasi manusia, kesehatan masyarakat, perlindungan anak, telah banyak dilakukan. Para pakar di bidangnya telah mendukung, bekerja sama dalam pelaksanaan UU perlindungan anak, namun tetap saja banyak orang yang tidak memahami dan mengerti, alih-alih mendukung, mereka justru menyatakan bahwa anak-anak perlu mengalami dan terbentur oleh suatu permasalahan agar kelak dikemudian hari mereka kuat dalam menjalani kehidupan yang lebih keras. Ironis sekali ......
Perlindungan anak dari kekerasan sangatlah mendesak. Anak-anak telah menderita dan lebih banyak menderita, akibat kekerasan yang tak terlihat dan tak terdengar. Jika saat ini telah semakin jelas skala dan dampak semua kekerasan terhadap anak, dengan makin banyaknya angka bunuh diri terhadap anak-anak, maka anak-anak harus diberi pencegahan dan perlindungan yang efektif di mana mereka memiliki hak yang harus terpenuhi bagaimanapun keadaannya.
SEKILAS Undang-Undang Perlindungan Anak
(UU No 23/2002) Undang-Undang No 23/2002 tentang Perlindungan Anak (UUPA) merupakan langkah legislatif (kewajiban Negara) bagi implementasi hak anak, khususnya untuk memberikan perlindungan kepada anak. Dengan kata lain, UUPA No 23/2002 merupakan bagian dari aplikasi domestik dari Konvensi Hak Anak (KHA), namun demikian perlu diingat bahwa aplikasi domestik KHA tidak terbatas hanya dengan UUPA.
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. STRUKTUR UUPA No 23/2002 :
Terbagi dalam XIV Bab :
Ketentuan Umum : penjelasan beberapa istilah (Ps 1)
Asas dan Tujuan (Ps 2-3)
Hak dan Kewajiban Anak (Ps 4-19)
Kewajiban dan Tanggungjawab penyelenggaraan perlindungan anak (Ps 20-26)
Kedudukan Anak (Ps 27-29)
Kuasa Asuh (Ps 30-32)
Perwalian (Ps 33-36)
Pengasuhan dan Pengangkatan Anak (Ps 37-41)
Penyelenggaraan perlindungan (Ps 42-71)
Peran Masyarakat (Ps 72-73)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Ps 74-76)
ketentuan Pidana (Ps 77-90)
Ketentuan Peralihan (Ps 91)
ketentuan Penutup (Ps92-93
ISI UUPA (Perspektif aplikasi domestik KHA) :
Menegaskan pengakuan atas hak anak dan pembentukan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) (wilayah konstitusional).
Menyediakan/melengkapi mekanisme perdata bagi perlindungan anak.
Menyediakan/melengkapi mekanisme pidana bagi perlindungan anak.
ANAK : Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Asas UUPA No 23/2002 : Pancasila dan UUD 1945
Prinsip Dasar UUPA :
Non Diskriminasi
Kepentingan terbaik anak
Hak untuk hidup, kelangsungan hidup, perkembangan, adalah hak dasar anak.
Penghargaan terhadap pendapat anak, adalah penghormatan atas hak untuk berpartisipasi.
TUJUAN UUPA :
Terpenuhinya hak-hak anak, agar dapat hidup, tumbuh, berkembang secara optimal
Terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi
BAB III. UUPA No 23/2002, Hak dan Kewajiban Anak :
Setiap anak berhak :
Hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi
Diberikan Nama
Beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi dengan tingkat kecerdasan dan usianya, di bawah bimbingan orangtua.
Memperoleh pelayanan kesehatan, jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental spiritual dan sosial.
Mengetahui dan diasuh orangtuanya
Pendidikan dan pengajaran (termasuk anak yang cacat baik fisik maupun mental)
Menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima, mencari dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang
Memperoleh perlindungan dari perlakuan :
diskriminasi
eksploitasi
penelantaran
kekejaman
kekerasan fisik dan psikis
penganiayaan
ketidakadilan
serta perlakuan salah lainnya.
Memperoleh perlindungan dari :
penyalahgunaan dalam kegiatan politik, sengketa bersenjata
kerusuhan sosial
peristiwa yang mengandung unsur kekerasan dan peperangan
Hak memperoleh perlindungan dari sasaran penyiksaan, penganiayaan, hukuman yang tidak manusiawi.
Hak kebebasan sesuai hukum
Penangkapan, penahanan, penjara anak dilakukan bila sesuai hukum, dan sebagai upaya terakhir.
KEWAJIBAN Anak
Setiap anak berkewajiban untuk :
Menghormati orangtua dan guru
Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
Mencintai tanah air, bangsa dan negara
menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya
melaksanakan etika dan akhlak yang mulia
BAB IV UUPA No 23/2002, Mengenai Kewajiban dan Tanggungjawab penyelenggaraan perlindungan anak :
Negara
Pemerintah
Masyarakat
Keluarga
Orangtua
BAB V. UUPA No 23/2002 Mengenai Kedudukan Anak
Identitas anak, diberikan sejak lahir
Dituangkan dalam akte kelahiran (yang pembuatannya menjadi tanggungjawab pemerintah dan tidak dikenakan biaya)
BAB VI. UUPA No 23/2002 Mengenai Kuasa Asuh
Dalam hal orangtua melalaikan kewajiban, kuasa asuh orangtua bisa dicabut melalui penetapan pengadilan
Penetapan pengadilan tersebut haruslah :
Tidak memutus hubungan darah
Tidak menghilangkan kewajiban orangtua untuk biaya hidup anaknya
Batas waktu pencabutan
BAB VII dan VIII UUPA No 23/2002 Mengenai Perwalian, Pengasuhan dan Pengangkatan Anak
Orangtua alternatif
Perwalian apabila orangtua tidak cakap
Perngasuhan apabila orangtua tidak mampu menjamin
Kuasa asuh dicabut bila orangtua menjalankan kewajibannya, pengaduan dari keluarga, masyarakat ke pengadilan.
Prinsip pengangkatan anak : Kepentingan terbaik anak (Best interest of the child)
BAB IX UUPA No 23/2002 Mengenai Penyelenggaraan Perlindungan Anak
Agama, kesehatan, pendidikan, sosial dan perlindungan khusus
perlindungan khusus pada:
anak dalam situasi darurat,
anak yang berkonflik dengan hukum,
anak yang dieksploitasi secara seksual dan ekonomi,
korban narkoba dan HIV/AIDS,
korban penculikan dan perdagangan,
korban kekerasan,
anak cacat,
korban penelantaran
dan korban perlakuan salah lainnya.
BAB IX UUPA No 23/2002 Mengenai Peran Serta Masyarakat
Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berperan aktif dalam perlindungan anak.
Melalui perseorangan ataupun lembaga
Sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku (UU Parpol, UU Ormas, UU Yayasan, dsb)
BAB X Mengenai Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Tugas Pokok :
melakukan sosialisasi semua peraturan perundangan tentang anak,
Perlindungan anakmencakupmasalahpentingdanmendesak, beragamdanbervariasitingkattradisidannilai-nilai yang berlakudalammasyarakat.Banyak masalah, misalnyapelacuran, yang berkaiteratdenganfaktor-faktorekonomi.Sementaramasalah lain, sepertikekerasandirumahataudisekolah, mungkinberkaitaneratdengankemiskinan, nilai-nilaisosial, norma, dantradisi, serta kurangnya pemahaman atas arti pentingnya perlindungan anak. Sering kriminalitasterlibatdidalamnya, misalnyaperdagangananak.Bahkan kemajuanteknologimemilikiaspek-aspek kekerasan, non perlindungandidalamnya, sebagaimananampakdalamtumbuh– berkembangnyapornografianak.
Disisi lain, tindakan-tindakanperlidungan yang suksesakanmeningkatkanpeluanganaktumbuhsehatsecarafisikdan mental, percayadiridanmemilikihargadiri, dan kecil kemungkinannyamelakukanabuse ataueksploitasiterhadaporang lain, termasukanak-anaknyasendiri.
Dalambentuknya yang paling sederhana, perlindungananakmengupayakan agar setiaphak sang anaktidakdirugikan. Perlindungananakbersifatmelengkapihak-haklainnya yang secarainter aliamenjaminbahwaanak-anakakanmenerimaapa yang merekabutuhkan agar supayamerekabertahanhidup, berkembangdantumbuh.
Konvensi : Adalah kata lain dari traktat atu pakta, merupakan perjanjian antara beberapa negara, bersifat mengikat secara yuridis dan politis.
Deklarasi : Merupakan suatu pernyataan umum mengenai prinsip-prinsip yang bisa diterima bersama. Berbeda dengan konvensi, deklarasi tidak mengikat secara yuridis, hanya secara moral.
Ratifikasi : Adalah penerimaan yuridis terhadap sebuah kovensi yang dilakukan oleh negara.
Reservasi : Merupakan pernyataan penolakan keterikatan terhadap sebagian dari ketentuan yang terdapat dalam konvensi.
HAK-HAK ANAK adalah merupakan bagian integral dari Hak Asasi Manusia.
Hak Asasi Manusia :
Universal = berlaku untuk semua manusia di mana saja.
Inalienable = tidak boleh dirampas siapapun dan tidak boleh diserahkan meskipun secara sukarela
Indivisible = tidak ada hirarki antara satu hak dan hak lainnya.
APAKAH KONVENSI HAK ANAK ?
Konvensi Hak Anak adalah perjanjian yang mengikat secara yuridis dan politis di antara berbagai negara, yang mengatur hal-hal yang berhubungan dengan Hak-hak Anak.
Sejarah menuju Konvensi Hak Anak (KHA) :
1923 ; Eglante Jebb (pendiri Save the Children Fund) membuat rancangan Deklarasi Hak Anak (10 butir pernyataan Hak Anak)
1928 ; Deklarasi Hak Anak diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa. Deklarasi tersebut dikenal sebagai "Deklarasi Jenewa"
1948 ; Majelis Umum PBB mengdopsi Deklarasi Universal Hak Asasi manusia (10 Desember)
1959 ; PBB mengadopsi Hak Anak, merupakan Deklarasi Internasional kedua
1979 ; Tahun Anak Internasional. suatu kelompok kerja dibentuk untuk membuat rumusan KHA.
1989 ; KHA diadopsi oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 20 November.
1990 ; KHA mulai berlaku sebagai hukum internasional pada tanggal 2 September
Indonesia meratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) melalui Keppres No. 36/1990 tertanggal 25 Agustus 1990. Konsekuensinya, kita wajib mengakui dan memenuhi hak-hak anak sebagaimana dirumuskan dalam KHA. ISI KONVENSI HAK ANAK (KHA)
Langkah-langkah implementasi umum
Definisi Anak
Prinsip-prinsip umum
Hak dan kebebasansipil
Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif
Kesehatan dan kesejahteraan dasar, pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya.
Langkah-langkah perlindungan khusus
LANGKAH-LANGKAH IMPLEMENTASI UMUM ( Ps 4, 42, 44 ayat 6) Adalah langkah-langkah umum yang seharusnya ditempuh oleh pemerintah guna melaksanakan hak-hak anak. Meliputi :
Niat untuk menarik reservasi
Upaya menyesuaikan legislasi nasional terhadap prinsip dan ketentuan KHA
Upaya merumuskan strategi nasional bagi anak.
Penerjemahan KHA ke dalam bahasa nasional dan bahasa daerah serta penyebarluasan KHA. Penyebarluasan laporan yang disiapkan Pemerintah berikut kesimpulan dan rekomendasi oleh Komite Hak Anak tentang laporan tersebut.
Dan lain-lain
DEFINISI ANAK (Ps 1) Adalah setiap orang yang belum berumur 18 kecuali menurut undang-undang yang berlaku, kedewasaan di capai dalam usia lebih awal (pernikahan dini, misalnya). Prinsip-prinsip Umum KHA (Ps 2, 3, 6, 12) :
Non Diskriminasi : semua anak mempunyai hak yang sama dan harus diperlakukan sama oleh peraturan/perundangan dan kebijakan negara.
Kepentingan terbaik anak : setiap tindakan oleh kewenangan publik harus mempertimbangkan kepentingan terbaik anak.
Hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan : anak mempunyai hak-hak sipil maupun hak-hak ekonomi, sosial dan budaya.
Partisipasi anak : anak mempunyai hak untuk menyatakan pendapat sesuai tingkat usia dan perkembangannya dan dipertimbangkan pendapatnya.
Hak sipil dan kemerdekaan(Ps 7, 8, 13-17, 37.a)
Hak atas nama dan kewarganegaraan
Kebebasan berekspresi
Kebebasan berpikir dan beragama
Kebebasan berserikat
Hak atas perlindungan kehidupan pribadi
Hak atas informasi
Bebas dari penyiksaan, perlakuan atau penghukuman yang keji, tidak manusiawi atau merendahkan martabat.
Lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif(Ps 5, 18 ayat 1-2, 9-11, 19-21, 27 ayat 4, 39).
Hak atas bimbingan dari orangtua
Tidak dipisahkan dari orangtua
Hak untuk dipersatukan kembali dengan orangtua
Dilindungi dari kekerasan dan penelantaran orangtua, pemulihan bagi reintegrasi sosial bagi anak yang mengalami kekerasan dan penelantaran orangtua.
Perlindungan bagi anak yang tidak mempunyai orangtua
Adopsi
Ditinjau secara periodik bagi anak yang ditempatkan di lembaga asuhan.
Jaminan biaya hidup bagi anak yang orangtuanya berpisah.
Hak atas jaminan sosial dan layanan serta fasilitas perawatan anak
Hak atas peningkatan standar kehidupan
Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya (Ps 28, 29, 31)
Hak atas pendidikan, terutama pendidikan dasar yang wajib dan gratis
Hak untuk dididik agar menjadi manusia yang :
berkepribadian dan berkembang bakatnya
menghormati hak asasi dan kebebasan orang lain
menghormati orangtua dan peradaban
bertanggungjawab dan toleran dalam masyarakat yang merdeka
menghormati lingkungan alam
Hak atas waktu luang dan terlibat kegiatan budaya
Langkah-langkah perlindungan khusus
Perlindungan khusus dalam situasi darurat(Ps 22, 38, 39) :
pengungsi anak
situasi konflik bersenjata (termasuk pemulihan dan reintegras isosial)
Perlindungan khusus bagi anak yang melakukan pelanggaran pidana (termasukpemulihan dan reintegrasi sosial) (Ps 40, 37 b & d, 39)
Perlindungan khusus dalam situasi eksploitasi (termasuk pemulihan dan reintegrasi sosial) (Ps 32-36, 39)
eksploitasi ekonomi
penyalahgunaan narkoba
eksploitasi dan kekerasan seksual
penjualan, perdagangan dan penculikan anak
eksploitasi dalam bentuk lain
Perlindungan khusus bagi anak dari kelompok minoritas dan masyarakat adat terasing(Ps 30).
Pihak yang berkait dengan KHA ? (Pemerintah, masyarakat dan keluarga).
Konsep yang menjadi dasar adalah anak-anak berhak untuk bertumbuh kembang di dalam lingkungan yang aman dan melindungi. Konsep ini juga menjadi dasar prinsip penanganan masalah tentang perlindungan anak. Konsep ini dibangun atas 8 (delapan) prinsip, yaitu : (Pemahaman, sikap dan komitmen, kerangka dan kapasitas, serta aktivitas) :
Sikap, tradisi, adat, perilaku dan perbuatan : dalam masyarakat yang memiliki sikap serta tradisi yang masih mentoleransi kekerasan dengan segala bentuk alasan untuk kedisiplinan (diskriminasi, pemukulan, penghinaan, kawin didi, dll), lingkungan tersebut tidak aman dan tidak melindungi bagi anak.
Komitmen pemerintah dalam pemenuhan hak anak : pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan melindungi bagi anak.
Diskusi yang terbuka tentang perlindungan anak di media dan diantara masyarakat : isu-isu, situasi dan kondisi yang ada harus diangkat kemuka secara terbuka agar ada perubahan.
Legislasi dan penerapannya : kerangka hukum dan penerapannya yang konsisten akan memperkuat lingkungan yang aman dan melindungi bagi anak.
Kapasitas dan pengetahuan : pekerja kesehatan, sosial, guru, polisi dan lainnya, serta orang-orang dewasa yang bekerja danberhubungan dengan ank-anak harus dan wajib mengetahui segala aspek perlindungan anak dan cara penanganan masalah anak dengan benar.
Kecakapan hidup, pengetahuan dan partisipasi anak : anak-anak membutuhkan informasi agar dapat melindungi diri mereka sendiri dari ancaman, penganiayaan dan eksploitasi. Mereka juga butuh diberikan sarana yang aman untuk berpartisipasi dan mengekspresikan aktualisasi diri.
Pemantauan dan pelaporan : lingkungan yang aman dan melindungi harus memiliki sistem pemantauan yang merekam kejadian terhadap anak serta penanganan yang strategis.
Layanan pemulihan dan reintegrasi : korban anak, berhak atas pelayanan dengan akses yang tidak diskriminatif.
Hak Anak adalah Hak Asasi Manusia (HAM) untuk anak. Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia karena keberadaannya sebagai manusia, melekat dalam harkat dan martabat manusia.
Fungsi KHA dalam konteks hukum HAM internasional :
Menegaskan berlakunya HAM pada anak-anak (misalnya : hak atas jaminan sosial, kebebasan berpikir, bebas dari diskriminasi dan ketidakadilan, bebas dari penyiksaan).
Meningkatkan standar HAM, disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak (misalnya : hak atas pendidikan dasar yang wajib dan gratis, larangan penjatuhan hukuman mati)
Menambahkan hak khusus pada anak (misalnya : hak untuk diasuh oleh orangtua atau pengasuh pengganti, hak-hak atas perlindungan khusus).
meniadakan beberapa HAM yang hanya berlaku bagi orang dewasa (misalnya : hak untuk menikah di usia dini, hak untuk memilih dan dipilih dalam pemilu).
Prinsip-prinsip utama HAM juga berlaku dalam hak anak, selain itu KHA menambahkan 2 (dua) prinsip lain yang hanya berlaku untuk hak anak :
Prinsip Universalitas HAM = prinsip non-diskriminasi (Ps 2 KHA)
Prinsip Indivisibilitas HAM = prinsip hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan (Ps 6)
Prinsip kepentingan terbaik untuk anak (Ps 3)
Prinsip partisipasi anak (Ps 12)
Relasi yang diatur dalam KHA, sebagaimana hukum HAM internasional lainnya, dalam KHA ialah antara anak selaku legal person dengan Negara, dimana anak menjadi subyek hak, sementara Negara sebagai pemangku kewajiban. Namun karena tingkat perkembangan anak belum memungkinkannya untuk mengambil tindakan hukum sendiri KHA mengakui peran dan tanggungjawab orangtua/wali.
Peran dan tanggungjawab orangtua/wali dalam KHA (Ps 1) :
Negara wajib mengakui peran dan tanggungjawab orangtua dalam mengasuh dan membimbing anak (Ps 5)
Negara menjamin agar anak sedapat mungkin disuh oleh orangtuanya, kecuali demi kepentingan terbaik anak (Ps 9 ayat 1)
Negara wajib menjamin, bagi anak yang terpisah dari orangtuanya akibat tindakan langsung negara, misalnya deportasi, penahanan/pemenjaraan, hak untuk menjaga hubungan dengan kedua orangtuanya kecuali hal itu bertentangan dengan kepentingan terbaik anak (Ps 9 ayat 4)
Negara wajib menghormati hak dan tanggungjawab orangtua dalam memberikan arahan kepada anak sehubungan hak anak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan dan beragama (Ps 14)
Namun demikian, negara wajib melindungi anak dari segala tindak kekerasan fisik maupun mental, penganiaayaan atau kekerasan, penelantaran, ketidakpedulian, perlakukan salah atau eksploitasi, termasuk kekerasan seksual oleh orangtua atau wali atau pengasuh lainnya
Aplikasi Domestik HAM di Indonesia :
Hukum Tata Negara :
Memberikan pengakuan HAM
Pembentukan perangkat (misalnya KPAI, Komnas HAM, Mahkamah Konstitusi), mekanisme pemenuhan dan penegakan di tingkat penyelenggara negara
Hukum Perdata :Rincian pengakuan, perlindungan dan mekanisme penegakan (wilayah perdata)
Hukum Pidana : Rincian pengakuan, perlindungan dan mekanisme penegakan (wilayah pidana)
Konsep justiciability, jika HAM di substansias ke dalam norma legal, maka pada prinsipnya HAM harus bisa diklaim melalui mekanisme pengadilan.
Wilayah Tata Negara : PTUN Wilayah perdata : Pengadilan perdata, arbitrase Wilayah pidana : pengadilan pidana
Children feels like playing with little chicken or bird in their activities. They didn't know if birds and poultry now has been detected the H5N1 virus strain caused severe respiratory of humans, causing disease and often death in millions of birds. More people have also died of the disease.
Coughs, colds, sore throats and runny noses are common and usually no cause for alarm. However, a new strain of influenza has emerged in birds that in very rare cases can affect humans. If it’s not properly controlled there are concerns that one day it will be able to spread more easily among humans.
Indonesia reported its first case of H5N1 infection in poultry in Pekalongan and Tangerang Regencies in August 2003, and the first human case In Indonesia occurred in July 2005 in Tangerang Regency. At present the H5N1 virus does not spread easily between birds and humans, or between humans and humans. However, the continuous occurrence of H5N1 in birds and humans has raised the possibility that a new, fully-transmissible virus infecting humans could emerge, with the potential to start a worldwide pandemic. The Government of Indonesia, the World Health Organization (WHO), the Food and Agriculture Organization (FAO), UNICEF, and other international and domestic partners are working together to control the H5N1 virus and prevent a human pandemic. (Source: WHO)
And children as represent those who will advance the hopes of national struggle, and have a strategic role, special characteristic and unique position in ensuring the continued existance of the nation and the state in the future, must be protected from threatening and incapacitating diseases. In order to provide for this, institutional and goverment is required to protection and welfare of them.
Improvement in health and nutritional ……. of a society is important for promoting human capabilities in other areas. Improvements in health and nutritional status are not only important for the current generaion but also for the coming generation. Health facilities are required in improving health and nutritional status. Beside the share of government, private’s subsidies have also supported health facilities.
The state, the government, the family and the parents shall be responsible for ensuring that a child is borne free of life threatening or incapacitating diseases. (Article 46, Chapter IX, Part II, Republic of Indonesia Law Number 23 Year 2002 )Article 44 - 47, Chapter IX, Part II about Health on Child Protection
What is Avian Flu?
Avian influenza (bird flu) is an infectious disease caused by the type A strains of the influenza virus. These are mainly found in birds and poultry. The H5N1 virus is a highly pathogenic strain of avian influenza virus, which is primarily causes disease in birds and poultry.
Seorang anak laki-laki, berusia 3 tahun, pada bulan February 2008, menjadi korban ke 105 yang meninggal akibat keganasan virus flu burung. Anak tersebut meninggal setelah menderita sakit dengan gejala demam, batuk dan sesak nafas. Ia dirawat selama beberapa hari di RS Persahabatan, Jakarta Timur sampai tutup usianya. Hasil laboratorium menunjukkan darahnya telah terinfeksi virus H5N1 yang lebih dikenal dengan virus flu burung. Virus yang di dapatkan dari lingkungan sekitar rumah tinggalnya yang berdekatan dengan tempat pemotongan ayam. Saat ini jumlah kasus flu burung di Indonesia tercatat paling banyak di dunia, yakni hampir lebih dari 130 kasus, dengan korban terbanyak adalah anak-anak.
Merebaknya flu burung (Avian Influenza), penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang biasanya menjangkiti unggas dan mamalia, sudah mulai menyebar dan meresahkan masyarakat. Fakta empiris menunjukkan bahwa penyakit ini telah memakan korban di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Untuk mengatasi hal itu, pemerintah dan masyarakat dunia berusaha dengan berbagai cara, mencegah, mengobati, memusnahkan dan menciptakan kondisi ”sehat” agar flu burung tidak menyebar, tak terkecuali melalui jalur pendidikan. Jalur pendidikan adalah jalur yang sangat efektif untuk mencegah merebaknya penyakit flu burung. Melalui pendidikan, masyarakat, khususnya peserta didik dipahamkan tentang apa, mengapa dan bagaimana mengatasi flu burung.
Dinas Kesehatan bersama masyarakat berusaha bersama-sama untuk mensosilisasikan adanya virus flu burung yang mematikan ini. Banyak masyarakat yang belum menyadari bahaya virus flu burung ini dan pentingnya mencegah penyakit ini.
Masih banyak kita temui masyarakat lingkungan sekitar kita yang senang memelihara unggas tetapi kurang peduli terhadap perawatan unggas maupun penyediaan kandang yang baik. Hal ini harus kita tindaklanjuti bersama.
Menyisipkan “ Tanggap Flu Burung “ dalam pembelajaran merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mengenalkan bahayanya penyebaran virus flu burung kepada anak-anak. Pengenalan virus flu burung kepada anak-anak diharapkan dapat sedikit menambah wawasan kepada mereka pada khususnya dan pada akhirnya dapat sampai kepada orang tua, keluarga, dan masyarakat sekitar. Sekolah sebagai salah satu tangan panjang dari pemerintah diharapkan mampu untuk ikut mensosialisasikan tanggap flu burung ini kepada masyarakat melalui pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak didik.
Kita tentu saja tidak ingin melihat masyarakat luas ini terjangkit virus flu burung yang semakin hari selalu bertambah kasusnya. Oleh karena itu dinas pendidikan Propinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan UNICEF mengajak kepada sekolah untuk bersama-sama mensosialisasikan “Tanggap Flu Burung”
MARI KITA MENCEGAH FLU BURUNG TANGAN KITA PENCEGAH (TANGGAP) FLU BURUNG.
Berikan kepada anak-anak upaya perlindungan sedini mungkin. Negara, pemerintah, keluarga dan orangtua wajib mengusahakan agar anak yang lahir terhindar dari penyakit yang mengancam kelangsungan hidup, dan/atau menimbulkan kecacatan. Upaya pemerintah melalui sosialisasi TANGGAP Flu Burung bagi peserta didik tersebut adalah upaya dalam memberikan perlindungan bagi anak, agar anak dapat tumbuh berkembang secara optimal dalam kesehatan jasmani dan rohani.
Flu burung atau Avian influensa adalah penyakit yang menular yang disebabkan oleh virus influensa tipe A subtipe H5N1 yang umumnya ditemukan pada unggas dan burung.Virus H5N1 dapat dikenali pada unggas seperti ayam dengan gejala antara lain jengger unggas berwarna kebiru-biruan, ayam tampak seperti mengantuk, kemudian di mulutnya keluar lendir Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan dan sentuhan. Virus flu burung hidup dalam saluran pencernaan unggas. Kuman ini kemudian dikeluarkan bersama kotoran , dan infeksi akan terjadi bila orang mendekatinya. Penularan diduga terjadi dari kotoran secara oral atau melalui saluran pernafasan. Belum ada kejadian penularan virus flu burung terjadi antar manusia. Kita harus waspada terhadap virus ini sebelum virus ini mematikan kita. Namun demikian virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi yaitu 600 derajat celcius selama 30 menit.
Gejala flu burung hampir sama dengan gejala flu biasa. Gejala yang dirasakan adalah adanya batuk, sakit tenggorokan, demam tinggi, sakit kepala, sakit otot, dan bahkan sampai sesak nafas. Jika sudah parah bisa berkembang menjadi pneumonia dimana mungkin akan terjadi sesak nafas dan gagal pernafasan. Apabila sudah mulai ada gejala awal, kita mesti waspada apakah sebelumnya kita pernah kontak dengan unggas yang sakit, atau pernah membersihkan kandang unggas. Jika tidak ingin terjadi hal yang lebih mengkhawatirkan segeralah ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk memeriksakan diri.
Banyak hal yang harus kita lakukan untuk mencegah flu burung. Tangan kita adalah kunci utamanya. Jika berhubungan dengan unggas, kotoran unggas, kandang unggas, makanan unggas, maka harus segera cuci tangan dengan sabun sampai bersih.
Hal-hal yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut :
Menjaga kebersihan lingkungan ( khususnya kandang ayam dan burung )
Menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dengan sabun.
Menjauhkan kandang unggas dan burung dengan tempat tinggal manusia.
Gunakan penutup hidung dan sarung tangan jika akan membersihkan kandang atau menanam tanaman dengan pupuk kandang.
Jangan membuang kotoran ayam, jeroan, bulu ayam di sembarang tempat. Bakar dan pendamlah dalam tanah.
Bersihkan makanan ternak/ burung yang tercecer di tanah, agar tidak mengundang burung liar datang.
Bila memasak daging cucilah sampai bersih dan masak beberapa saat dengan suhu yang cukup tinggi.
Selain tersebut di atas yang paling penting disosialisasikan kepada anak-anak adalah :
Jangan bermain dengan unggas
Selalu cuci tangan dengan sabun
Laporkan kepada orang tua / ketua RT / Kepala Desa bila ada kejadian unggas yang mati.
Mari kita dukung bersama upaya menyelenggarakan perlindungan bagi anak-anak, agar anak-anak terjamin dalam pemenuhan hak-haknya agar dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan sejahtera. Semua itu adalah tugas dan tanggungjawab kita bersama, negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orangtua.
sumber:Unicef, RI , Japan, Panduan Pengajaran Siswa, Tanggap Flu Burung, 2008. Unicef Slide Sekolahku TANGGAP Flu Burung Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Paket Pelatihan Awal Program Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Direktorat TK & SD
The Convention is the first international human rights treaty to bring together the universal set of standards concerning children in a unique instrument, and the first to present child rights as a legally binding imperative.
The Convention :
Defined childhood as a separate space from adulthood and recognized that what is appropriate for an adult may not be suitable for a child.
Called on governments to provide material assistance and support to families and to prevent children from being separated from their parents.
Recognized that children are the holders of their own rights and are therefore not passive recipients of charity but empowered actors in their own development.
In the years since the Convention was adopted, the world has seen concrete results for children. Between the early 1990s and 2000, the average under-five mortality rate declined by 11 per cent, underweight prevalence among children under five fell from 32 per cent to 28 per cent in developing countries, and global access to safe drinking water rose from 77 per cent to 82 per cent. Child deaths from diarrhoea, the foremost killer of children at the beginning of the 1990s, declined by half, saving an estimated 1 million lives, while the Global Polio Eradication Initiative, launched in 1988, helped to cut the number of cases from 350,000 that year to some 700 by the end of 2003.
Still recognizing that much more needed to be done for the world’s children, 190 world leaders convened at the UN General Assembly Special Session on Children in May 2002 and pledged to accelerate progress on child development by promoting :
the best start and healthy lives,
providing quality education,
protecting against abuse, exploitation and violence,
and combating HIV/AIDS.
These commitments were reflected in a new international compact "A World Fit for Children".
NOTHING GONNA BRING TIME, BACK TO CHILLDHOOD. EVERYTHING MAY FOR WAITING, FOR DELAYED, MANY THING MAY FOR POSTPONED, BUT CHILD NEEDS COULD NOT DELAY.
WISH THE LORD ALWAYS GIVE US A WISDOM, TO SEE, TO UNDERSTANDING, THAT TODAY IS THE DAY FOR US TO EXIST BESIDE THE CHILDREN. BECAUSE FOR THE TIME BEING, THEIR BONES ARE MADE, THEIR BLOOD ARE COMPOSE, THEIR MIND ARE STRUCTURE, THEIR IDEA ARE DEVELOP.
FOR THEM, WE COULDN’T TO SAY FOR WAITING,
BECAUSE..
THEIR NAMES IS
“TODAY”.
Children's Rights Books
Dee's Literature
Convention On The Rights Of The Child - Unicef
Decree of The President of the Republic Indonesia Number 87 of 2002 on THE NATIONAL PLAN OF ACTION FOR THE ERADICATION OF COMMERCIAL SEXUAL EXPLOITATION OF CHILDREN (KEPRES No 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional penghapusan Eksploitasi Seksual Komersial Anak)
KOMPILASI INSTRUMEN INTERNASIONAL; Keadilan Untuk Anak - Unicef
Republic Of Indonesia Law Number 23 Year 2002 On CHILD PROTECTION (UU No 23 Thn 2002 tentang PERLINDUNGAN ANAK)